PADA pemilukada, dua kondisi itu menjadi babakan pamungkas. Bukan hanya incumbent, tetapi juga bagi non-incumbent. Namun, apa jadinya jika incumbent--yang semestinya sudah sangat dikenal di masyarakat-- yang menangis?
Pada 11 kabupaten penyelenggara pemilukada di Sulsel yang akan digelar tahun ini, ada 11 orang kandidat yang berstatus incumbent. Baik yang berstatus bupati, pelaksana tugas bupati, maupun wakil bupati.
Banyak yang memprediksi bahwa tak banyak incumbent yang bisa menang di pemilukada. Selain beberapa di antaranya tidak menunjukkan prestasi luar biasa selama lima tahun menjabat, baik tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, juga karena pesaingnya yang kuat.
Tidak heran jika beberapa kalangan menyebut bahwa hanya maksimal tiga incumbent yang berpeluang meraih kemenangan pada pemilukada nanti. Mereka adalah Ichsan YL sebagai Bupati Gowa, Hatta Marakarma Bupati Luwu Timur, dan Syahrir Wahab sebagai Bupati Selayar.
"Hasil survei mereka pada Januari 2010 menunjukkan bahwa selisih mereka dengan calon lain mencapai 30 persen," ujar Koordinator LSI Area Sulselbar, Herman Heizer, kemarin.
Namun, itu bukan jaminan. Sebab, dalam beberapa bulan, segala kemungkinan bisa terjadi. Terutama jika pasangan calon lain lebih gencar bersosialisasi ke masyarakat. Apalagi jika didukung kemampuan materi yang melimpah.
Fakta menunjukkan bahwa pemilukada butuh uang besar. Paling tidak untuk membiayai operasional tim pemenangan dan pengadaan alat peraga kampanye. Belum lagi sumbangan sosial untuk meraih simpati.
Fakta juga menunjukkan bahwa toleransi pemilih untuk menerima pemberian dari pasangan calon masih tinggi. Masih ada masyarakat yang memilih pasangan calon karena merasa terikat dengan pemberian dari pasangan calon.
Tiga incumbent yang masuk kategori paling berpeluang menang, yakni Hatta, Ichsan, dan Syahrir. Tetapi mereka tidak ingin terbuai dengan peluang besar itu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengontrak konsultan pemenangan.
Hatta, misalnya, menyewa Fox Indonesia. Ichsan diback up Adhyaksa Supporting House, dan Syahrir diperkuat Jaringan Suara Indonesia (JSI). Kehadiran konsultan berpengalaman itu diharapkan bisa mengatrol perolehan suara mereka di pemilukada sehingga bisa memenangkan pertarungan.
Bagaimana dengan Bulukumba???
Pada 11 kabupaten penyelenggara pemilukada di Sulsel yang akan digelar tahun ini, ada 11 orang kandidat yang berstatus incumbent. Baik yang berstatus bupati, pelaksana tugas bupati, maupun wakil bupati.
Banyak yang memprediksi bahwa tak banyak incumbent yang bisa menang di pemilukada. Selain beberapa di antaranya tidak menunjukkan prestasi luar biasa selama lima tahun menjabat, baik tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, juga karena pesaingnya yang kuat.
Tidak heran jika beberapa kalangan menyebut bahwa hanya maksimal tiga incumbent yang berpeluang meraih kemenangan pada pemilukada nanti. Mereka adalah Ichsan YL sebagai Bupati Gowa, Hatta Marakarma Bupati Luwu Timur, dan Syahrir Wahab sebagai Bupati Selayar.
"Hasil survei mereka pada Januari 2010 menunjukkan bahwa selisih mereka dengan calon lain mencapai 30 persen," ujar Koordinator LSI Area Sulselbar, Herman Heizer, kemarin.
Namun, itu bukan jaminan. Sebab, dalam beberapa bulan, segala kemungkinan bisa terjadi. Terutama jika pasangan calon lain lebih gencar bersosialisasi ke masyarakat. Apalagi jika didukung kemampuan materi yang melimpah.
Fakta menunjukkan bahwa pemilukada butuh uang besar. Paling tidak untuk membiayai operasional tim pemenangan dan pengadaan alat peraga kampanye. Belum lagi sumbangan sosial untuk meraih simpati.
Fakta juga menunjukkan bahwa toleransi pemilih untuk menerima pemberian dari pasangan calon masih tinggi. Masih ada masyarakat yang memilih pasangan calon karena merasa terikat dengan pemberian dari pasangan calon.
Tiga incumbent yang masuk kategori paling berpeluang menang, yakni Hatta, Ichsan, dan Syahrir. Tetapi mereka tidak ingin terbuai dengan peluang besar itu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengontrak konsultan pemenangan.
Hatta, misalnya, menyewa Fox Indonesia. Ichsan diback up Adhyaksa Supporting House, dan Syahrir diperkuat Jaringan Suara Indonesia (JSI). Kehadiran konsultan berpengalaman itu diharapkan bisa mengatrol perolehan suara mereka di pemilukada sehingga bisa memenangkan pertarungan.
Bagaimana dengan Bulukumba???
Sumber: Fajar Online
Anda Suka Tulisan Ini? Jadikan Status Baru di FB Anda
4 komentar:
Wadduh gawattttttt A. Sukri SAPPEWALI tidak memiliki peluang......... memang tidak ada yang bisa dilanjutkan ya? Makanya jadi Bupati jadilah pemimpin... bukan komandan.
Hehehehehehehe........... Bulukumba ga masuk calon bupati favorit. Jadi semua memiliki peluang yang sama. Hidup Nomor 7.... hihihihihihihihii
Incumbent jadi jaminan jika memang 'terbukti' tapi kalau di Bulukumba,..bagaimana bisa 'menjamin' dirinya menang kalau 'belum pernah terbukti' memajukan Bulukumba?
Incumbent Bulukumba yang sekarang...jujur (maksudnya saya jujur tidak akan memilihnya pada Pilkada mendatang) hehehehehe...
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.