Siswa-siswi SMAN 2 Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba hingga sekarang menumpang belajar di SD 80 Dusun Tujua, Desa Salassae, Bulukumpa hal ini terjadi karena sekolah tersebut tidak memiliki gedung sendiri.Sekolah ini dibuka tahun 2008 lalu. Selain itu, pihak SMAN 2 Bulukumpa juga meminjam bangunan bekas rumah pegawai SD 80 Dusun Tujua yang diubah menjadi ruang kelas.
Bangunan rumah yang diubah menjadi ruang kelas itu tidak layak pakai. Pasalnya, lantainya berlobang, atap bocor, dan dinding mulai retak. Saat musim hujan, air kadang-kadang masuk ruangan, sehingga mengganggu proses belajar-mengajar.
"Gedung yang kami tempati selama setahun lebih ini milik SDN 80 Dusun Tujua," kata Kepala SMAN 2 Bulukumpa, M Alwi, Selasa (18/5) kemarin, ketika Tribun berkunjung ke sana. Alwi mengatakan, tidak tahu kenapa pemerintah tidak mendirikan gedung sekolah untuk SMAN 2 Bulukumpa. Padahal, mereka sudah pernah menyampaikan kondisi itu.
"Kami telah bermohon sejak awal berdirinya sekolah ini tahun 2008 lalu ke Pemkab Bulukumba dan pemerintah pusat," kata Alwi. Ia menambahkan, salah satu guru di sekolah itu baru saja diutus ke Jakarta mengurus permohonan dana untuk pengadaan gedung. Tapi, belum ada hasilnya.
Alwi menjelaskan, pihak sekolah sudah beberapa kali ke Pemkab Bulukumba, Kota Makassar, hingga Jakarta untuk mengurus proposal pembangunan gedung. Ia memprediksi, butuh ratusan juta rupiah untuk membangun gedung sekolah. Tahun lalu, Pemkab Bulukumba sudah memberikan lahan satu hektare untuk gedung sekolah ini di Salassae.
SMAN 2 Bulukumpa dibuka tahun 2008. Saat ini, sekolah yang berjarak sekitar 30 kilometer itu memiliki 120 siswa yang terdiri atas siswa kelas satu dan dua. Ketika pertama kali dibuka, SMAN 2 Bulukumpa meminjam gedung SDN 244 Desa Salassae. Saat itu, siswanya baru berjumlah 70 orang.
Tahun berikutnya, jumlah siswa bertambah. Kelas pun menjadi dua, yakni kelas satu dan dua. Ruangan SDN 244 Salassae tidak mampu lagi menampun seluruh siswa. Karena itu, SMAN 2 Bulukumpa kemudian meminjam dua ruang kelas dan satu rumah bekas pegawai SDN 80 Dusun Tujua. Karena menumpang, mereka tidak memiliki kantor, ruangan guru, dan kamar kecil.
"Belum ada kantor, ruangan guru, dan kamar kecil. Kami hanya bisa duduk di luar ruangan saja, sambil menunggu pergantian jam pelajaran," kata salah seorang guru. Siswa sekolah ini berasal dari Desa Bulo-bulo, Jojjolo, Bonto Mangiring, dan Sampaeng. Ada pula dari Kecamatan Rilau Ale dan Kajang.
Belum diperoleh tanggapan dari Kadis Pemuda dan Olahraga Bulukumba, A Akbar Amier.
Bangunan rumah yang diubah menjadi ruang kelas itu tidak layak pakai. Pasalnya, lantainya berlobang, atap bocor, dan dinding mulai retak. Saat musim hujan, air kadang-kadang masuk ruangan, sehingga mengganggu proses belajar-mengajar.
"Gedung yang kami tempati selama setahun lebih ini milik SDN 80 Dusun Tujua," kata Kepala SMAN 2 Bulukumpa, M Alwi, Selasa (18/5) kemarin, ketika Tribun berkunjung ke sana. Alwi mengatakan, tidak tahu kenapa pemerintah tidak mendirikan gedung sekolah untuk SMAN 2 Bulukumpa. Padahal, mereka sudah pernah menyampaikan kondisi itu.
"Kami telah bermohon sejak awal berdirinya sekolah ini tahun 2008 lalu ke Pemkab Bulukumba dan pemerintah pusat," kata Alwi. Ia menambahkan, salah satu guru di sekolah itu baru saja diutus ke Jakarta mengurus permohonan dana untuk pengadaan gedung. Tapi, belum ada hasilnya.
Alwi menjelaskan, pihak sekolah sudah beberapa kali ke Pemkab Bulukumba, Kota Makassar, hingga Jakarta untuk mengurus proposal pembangunan gedung. Ia memprediksi, butuh ratusan juta rupiah untuk membangun gedung sekolah. Tahun lalu, Pemkab Bulukumba sudah memberikan lahan satu hektare untuk gedung sekolah ini di Salassae.
SMAN 2 Bulukumpa dibuka tahun 2008. Saat ini, sekolah yang berjarak sekitar 30 kilometer itu memiliki 120 siswa yang terdiri atas siswa kelas satu dan dua. Ketika pertama kali dibuka, SMAN 2 Bulukumpa meminjam gedung SDN 244 Desa Salassae. Saat itu, siswanya baru berjumlah 70 orang.
Tahun berikutnya, jumlah siswa bertambah. Kelas pun menjadi dua, yakni kelas satu dan dua. Ruangan SDN 244 Salassae tidak mampu lagi menampun seluruh siswa. Karena itu, SMAN 2 Bulukumpa kemudian meminjam dua ruang kelas dan satu rumah bekas pegawai SDN 80 Dusun Tujua. Karena menumpang, mereka tidak memiliki kantor, ruangan guru, dan kamar kecil.
"Belum ada kantor, ruangan guru, dan kamar kecil. Kami hanya bisa duduk di luar ruangan saja, sambil menunggu pergantian jam pelajaran," kata salah seorang guru. Siswa sekolah ini berasal dari Desa Bulo-bulo, Jojjolo, Bonto Mangiring, dan Sampaeng. Ada pula dari Kecamatan Rilau Ale dan Kajang.
Belum diperoleh tanggapan dari Kadis Pemuda dan Olahraga Bulukumba, A Akbar Amier.
Sumber: Tribun Timur
Anda Suka Tulisan Ini? Jadikan Status Baru di FB Anda
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat SYM For Bulukumba 2010-2015 butuhkan untuk pengembangan kualitas blog SYM For Bulukumba 2010-2015 ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.